Rabu, 27 Februari 2013

Kecelakaan Maut di Puncak

Seluruh korban tewas, luka berat, dan ringan lantas dievakuasi ke RSU Cimacan Cianjur. Sebanyak 12 penumpang diketahui meninggal di tempat. Sementara lima penumpang lainnya meninggal dalam perawatan medis di RSU Cimacan. Suasana di RSU Cimacan terlihat begitu sibuk. Tim medis dibantun relawan PMI, TNI/Polri, serta elemen lainnya, membantu proses identifikasi korban tewas. Berdasarkan pendataan sementara, dari 17 korban tewas, 14 di antaranya sudah teridentifikasi. Sementara korban luka berat dirujuk ke RSUD Cianjur. Sopir bus, Pandi (45), belum bisa dimintai keterangannya. Dia mengalami luka pada bagian kepala. Hingga sore kemarin, Pandi masih tergolek lemah di atas blankar di bawah penjagaan ketat aparat kepolisian. Kapolres Cianjur AKBP Agustri Heryanto mengatakan, bus rombongan padat penumpang itu berangkat dari Bogor dengan tujuan tempat berziarah ke Makam Dalem Cikundul di Cikalongkulon. Dia belum bisa memastikan penyebabnya. "Kita masih terus menyelidikinya," kata Agustri, Rabu (27/2/2013) Dia menambahkan, polisi juga belum bisa memastikan juga apakah bus tersebut layak jalan atau tidak. Sebab, kata dia, harus ada pengecekan kendaraan terlebih dulu. Seharusnya, lanjut Agustri, pihak perusahaan bus yang melakukan pengecekan. "Sebetulnya kita rutin melakukan pengecekan angkutan-angkutan umum. Tidak hanya kendaraan, tapi juga kondisi fisik sopirnya. Kita rutin lakukan hal itu, tidak hanya pada saat menjelang Lebaran. Hanya, sejauhmana pihak perusahaan sendiri melakukan pengecekan-pengecekan itu," tegasnya. Bus nahas itu mengangkut 65 peziarah asal Kampung Kemang dan Bojong, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor. Rencananya, rombongan akan berziarah ke Makam Dalem Cikundul di Kecamatan Cikalongkulon, Kabupaten Cianjur. Mereka lantas menumpang bus yang dikemudikan Pandi (45), warga Kampung Cibeuning RT 04/08 Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor. Nahas, sebelum tiba di lokasi, bus menabrak tembok penahan tebing. Belum diketahui persis penyebabnya. Hanya saja beberapa kilometer sebelum terjadi kecelakaan, sejumlah penumpang sudah merasakan gelagat tak mengenakkan. Entah mengalami rem blong atau faktor lainnya, bus tiba-tiba saja nyelonong hingga menabrak tembok penahan tebing. Kondisi jalan menurun dan menikung serta terdapat lubang di badan jalan, kemungkinan besar menjadi faktor lain penyebab kecelakaan tunggal itu. Versi lain menyebutkan, kecelakaan diduga terjadi lantaran sopir bus menghindari tabrakan dengan kendaraan dari arah berlawanan. Bus kemudian hilang kendali setelah sopir membanting setir ke kiri. Di jalan menurun, bus kemudian menabrak tebing. Wakapolda Jabar Brigjen Pol Rycko Amelza mengatakan, jalur Jalan Raya Puncak di Kampung Pengkolan Desa Ciloto Kecamatan Cipanas Kabupaten Cianjur memang rawan kecelakaan lalu lintas. Kondisi itu diperparah dengan minimnya lampu penerangan jalan umum (PJU). "Kita pasti akan lakukan evaluasi sambil menunggu traffic accident analisys. Jalur jalan memang rawan kecelakaan. Kita sebetulnya sudah memasang rambu peringatan dan pemberitahuan agar pengemudi berhati-hati. Hanya saying, jalur-jalur rawan kecelakaan itu minim PJU," kata Rycko. Dia pun tak menampik kondisi jalan merupakan turunan tajam. Dengan kondisi jalan seperti itu, kata dia, kendaraan dalam kecepatan tinggi bisa sulit tertahan. "Bisa bablas kalau dalam kecepatan tinggi karena kondisi jalan menurun tajam," tuturnya. Bupati Bogor Rahmat Yasin yang datang langsung ke RSU Cimacan mengaku akan menanggung seluruh biaya perawatan korban. Termasuk korban luka berat yang saat ini dirujuk ke RSUD Cianjur. "Pemkab Bogor akan tanggung semua biaya perawatan. Korban luka berat yang dirujuk ke RSUD Cianjur akan kami bawa untuk dirawat di rumah sakit di Bogor. Saya juga melihat kondisi bus yang kemungkinan besar tidak layak jalan," kata RY, sapaan akrab Rahmat Yasin. [den] Sumber : inilah.com foto : liputan6.com

Comments :

0 komentar to “Kecelakaan Maut di Puncak”

 

Copyright © 2009 by Pos Komando Pengendali