Rabu, 22 Februari 2012

Pencarian Korban Hanyut Hari Ke 3


BOGOR–Jerih payah Tim SAR Gabungan untuk menemukan seluruh jasad korban hanyut dalam insiden ambruknya Jembatan Cidua di Kampung Pabuarankaum, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea, kembali menuai hasil, kemarin.

Kemarin, Tim SAR berhasil menemukan jasad Nur Fajar Mau­linda (9) dan Reska Lismanda (10). Tercatat selama tiga hari pencarian sejak Minggu (19/2), sudah ada lima jasad yang berhasil ditemukan, di antaranya jenazah Ummamah (45), Septiana Rizki Alamsyah (10), Maesaroh (9), Nur Fajar Maulinda (9) dan Reska Lismanda (10). Sementara, tiga jasad korban lainnya yakni Rafi Saputra (6), Zahra Zalyanti (7), Dini Novianti (10) hingga kini masih dalam pencarian.

Jasad Nur Fajar Maulinda atau Ajay ditemukan sekitar pukul 06:00 di Kampung Gunungleutik, atau sekitar dua kilometer dari lokasi awal, tak jauh dari lokasi penemuan jasad Ummamah. Jasad siswi kelas lima MI itu ditemukan pertama kali oleh warga sekitar, Rohdi (37) yang saat itu hendak mandi.

Saat ditemukan, bocah berpera­wakan gempal semasa hidupnya itu sudah membengkak dan penuh luka di beberapa anggota tubuh. “Saya mau mandi di Kali Cihideung. Saya lihat kayak ada boneka mengambang nyangkut di batu. Pas saya lihat, ternyata mayat anak kecil. Saya tidak jadi mandi dan langsung panggil warga,” tutur Rohdi, kemarin.

Setelah dievakuasi, jenazah Ajay dibawa ke RSUD Leuwiliang untuk keperluan otopsi. Rusaknya jenazah membuat tim forensik kesulitan untuk menentukan identitas Ajay. Baru setelah tiga jam diotopsi, tim forensik RSUD Leuwiliang meyakini kalau jenazah tersebut adalah Ajay.

Namun, keputusan tersebut sempat ditolak keluarga Ajay. Pasalnya, keluarga tidak yakin kalau jasad tersebut adalah Ajay, melainkan jenazah Zahra Zalyanti.

“Keputusan otentik dari RSUD Leuwiliang menyebutkan bahwa jasad tersebut merupakan jenazah Nur Fajar Maulinda,” ungkap Ketua RW 02, Desa Cibanteng, Abidin, kepada Radar Bogor, kemarin.

Kendati belum sreg dengan keputusan tim forensik, keluarga Ajay tetap melangsungkan pemakaman. “Saya yakin itu bukan anak saya. Kalau badan sama muka mah wajar udah berubah. Tapi tinggi sama rambut mah beda. Anak saya rambutnya panjang, tapi yang dikubur tadi kok pendek,” ungkap ibu kandung Nur Fajar Maulinda, Wiwi Winarti (35) didampingi sang suami, Kosasih (43), kemarin.

Kendati timbul pro dan kontra mengenai identitas jenazah, proses pemakaman tetap dijalankan sekitar pukul 12:00. Jenazah yang diyakini adalah Nur Fajar Maulinda itu dimakamkan di TPU Kampung Pabuaran, Desa Cibanteng, Kecamatan Ciampea.

Kemudian, sekitar pukul 12:00, Tim SAR Gabungan kembali berhasil menemukan satu jasad korban lainnya di sekitar Jembatan Rancabungur, Desa Rancabungur, Kecamatan Rancabungur, atau sekitar 3,5 kilometer dari lokasi awal. Setelah diidentifikasi, jasad tersebut diyakini adalah Reska Lismanda. Saat ditemukan pertama kali oleh anggota Tim SAR, Reska yang berbalut kaus kuning ditutup sweater berbahan jeans dengan kondisi tubuh sudah membengkak. Selain itu, petugas menemukan luka menganga di bagian kepala, dan di bagian bibir juga terlihat bekas luka dan darah. Selanjutnya, petugas membawa jenazah korban ke RSUD Leuwiliang untuk keperluan otopsi.

Jasad Eka sebenarnya juga menuai kontra dari pihak keluarga. “Saya yakin itu bukan adik saya, makanya saya telepon ibu dan bapak saya,” ungkap kakak kandung Eka, Siska (22) saat ditemui di RSUD Leuwiliang, kemarin.

Hal senada diungkapkan kedua orangtua kandung Reska Maulinda. Mereka mengklaim bahwa itu bukan anaknya. “Itu bukan anak saya. Pakaian yang dipakai bukan itu,” ungkap ibu kandung Reska, Siti Aminah (40) didampingi sang suami, Sulaeman (47).

Titik terang akhirnya diperoleh. Sekitar pukul 15:30, dari identifikasi jenazah, ditemukan adanya gelang perak di tangan jasad yang diyakini dipakai Reska. Akhirnya, pihak keluarga yang semula keukeuh menyangkal, berubah yakin bahwa itu benar-benar jasad Eka. Prosesi pemakaman jenazah dilakukan sekitar pukul 16:00, dihadiri ratusan warga sekitar. Eka disemayamkan di TPU Kampung Pabuaran, Desa Cibanteng, Ciampea.

Dengan telah dikuburkannya dua jasad korban kemarin, tercatat sudah lima korban yang ditemukan dan disemayamkan. “Hasil pencarian hari ketiga, tim berhasil menemukan dua jasad lagi yaitu atas nama Nur Fajar Maulinda dan Reska Lismanda. Sementara, pencarian dihentikan dan besok kita lanjutkan lagi hingga kawasan Tangerang untuk mencari tiga jasad yang belum ketemu,” ungkap Koordinator Tim SAR, Budi Aksomo saat dikonfirmasi Radar Bogor, petang kemarin

Pencarian pada hari ketiga kemarin dilakukan dengan sistem yang sama seperti hari sebelumnya, yakni menyisir sungai secara manual. Hal ini tak lain disebabkan karena arus dan medan sungai yang cukup deras dan curam. Selain itu, di dalam sungai terdapat palung dan batu-batuan yang cukup terjal. Sementara, personel tim hanya berbekal perahu dan alat selam.

Tak jauh berbeda dengan pencarian hari kedua, Tim SAR Gabungan dari Badan Penang­gulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor, Basarnas, Tagana, PMI, Polmas, TNI, Polri, Damkar, berbagai ormas serta organisasi mahasiswa pecinta alam dan warga sekitar kembali menyisir Sungai Cihideung hingga muara Sungai Cisadane, yakni di sekitar kawasan Kabupaten Tangerang Selatan.

Jumlah personel yang terjun mengalami penambahan. Tidak kurang dari 500 anggota disebar dari Sungai Cihideung hingga muara Sungai Cisadane sejak pukul 08:00. “Hari ini kita menyisir Cisadane hingga ke wilayah Tangerang. Karena, tadi malam, satu jenazah kita temukan di sekitar Bendungan Pintu 10 Cisadane, Cikupa, Tangerang,” beber Budi Aksomo kepada Radar Bogor, kemarin. (yus/cr5/ful)

Comments :

0 komentar to “Pencarian Korban Hanyut Hari Ke 3”

 

Copyright © 2009 by Pos Komando Pengendali