Senin, 27 Februari 2012

Rumah Ambruk, Jalanan Putus


BOGOR–Hujan deras yang mengguyur Bogor selama dua hari terakhir telah menelan korban jiwa. Beberapa rumah juga ambruk diterjang longsor dan membuat akses jalan terputus. Puluhan rumah pun terendam banjir.

Pada Rabu (22/2), dua rumah di Kecamatan Bogor Selatan tertimbun longsor. Dua rumah itu masing-masing milik Uca Juhari (61) di Kampung Bumiasih, RT 02/09, Kelurahan Cipaku, dan rumah milik Suherman (40) di Kampung Warungsari, RT 02/01, Kelurahan Pamoyanan.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, tapi kerugian materiil diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.

Sementara itu, longsor di Kampung Lebakkantin, Kecamatan Bogor Tengah, menyebabkan seorang warga, Aryadi (78), tewas terkubur.

Selain menerjang rumah penduduk, longsor menyebabkan jalanan di Gang Masjid, Kampung Gadog, RT 03/04, Kelurahan Pakuan, Kecamatan Bogor Selatan, hancur. Jalan sepanjang 25 meter dan lebar tiga meter itu hancur dan tidak bisa dilintasi.

Longsor juga terjadi di Jalan Sudirman, tepatnya di samping RS Salak, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa itu, namun hingga kini longsoran tanah masih mengancam puluhan rumah yang berada di bawahnya.

Selain longsor, hujan deras menyebabkan banjir di sejumlah titik. Jalan-jalan pun tergenang air akibat drainase yang sangat buruk, termasuk di Jalan Abdullah bin Nuh dan Sholeh Iskandar. Bahkan, air yang mengalir di jalanan masuk ke rumah-rumah penduduk dan kios pedagang.

Sekdakot Bogor, Bambang Gunawan mengatakan, masyarakat harus lebih waspada selama musim hujan, terutama bagi warga yang tinggal di daerah rawan bencana. “Ini harus diwaspadai seluruh penghuni rumah yang berdiam di sepanjang sungai. Kondisi tanah memang labil. Kami minta lebih waspada saat hujan deras,” tutur Bambang saat menyaksikan evakuasi reruntuhan tanah di Jalan Sudirman, kemarin.

Tamansari Dilanda Banjir
Sementara itu, banjir lumpur dan sampah melanda dua kampung di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Kedua lokasi itu yakni Kampung Buniaga, RT 04/05, Desa Sukaresmi, dan Kampung Jami, RT 01/11, Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari.

Di Kampung Buniaga, sekitar 13 rumah dilanda banjir lantaran gorong-gorong di Vihara Saung Paramita tersumbat. Akibatnya, tumpukan sampah menggenang ke beberapa titik rumah warga.

Sementara di Kampung Jami, tak kurang dari tiga hektare lahan milik PT Prima Mustika terendam banjir sedalam satu meter. Genangan air bercampur lumpur itu mengalir ke areal pemukiman warga.

“Seharian tadi sudah kita lakukan penanganan. Evakuasi dan pembersihan saluran sudah kita lakukan. Hanya lumpur yang masih belum tertangani,” ungkap Kapolsek Tamansari, Iptu Ade Suhendi kepada Radar Bogor, kemarin.

Kawasan Puncak Siaga Satu
Hal serupa terjadi di kawasan Puncak. Hujan deras yang mengguyur sejak Rabu (22/2) sore mengakibatkan longsor. Rumah milik seorang Janda, Juju (55), warga Kampung Sukamaju, RT 02/05, Desa Bendungan, Kecamatan Ciawi, nyaris ambruk akibat terjangan tanah. “ Kejadiannya sekitar pukul 21:00 malam, kami sekeluarga sedang berkumpul di ruang tengah, tiba-tiba terdengar suara dentuman yang sangat keras, dibarengi rubuhnya bagian dapur dan kamar mandi,” ucap Juju saat ditemui di kediamannya.

Tiga Desa di Sukaraja Terisolir
Lain di Puncak, lain lagi di Sukaraja. Hujan deras selamam kemarin juga menyebabkan Jalan Sukarajakaum, RT 01/07, Desa Sukaraja, ambrol. Jalan yang merupakan salah satu akses penghubung tiga desa di Kecamatan Sukaraja yakni Desa Sukaraja, Cadasngampar dan Pasirlaja itu ambrol dan menyebabkan akses warga tertutup dan terisolir.

Jalan yang menghubungkan tiga desa di dua kecamatan itu terputus. Bahu jalan sepanjang 20 meter dengan ketinggian 15 meter ambrol ke Kali Baru. Warga yang melewati itu harus memutar lebih jauh atau sekitar dua kilometer.

Informasi yang dihimpun, peristiwa ambruknya median jalan tersebut terjadi sekitar pukul 20:30 saat hujan deras mengguyur wilayah Bogor. Warga yang tinggal di sekitar lokasi mendengar suara gemuruh yang sangat kencang dibarengi ambruknya jalan dan pohon bambu.

“Saat itu, saya sedang berada di dalam rumah. Saat mendengar suara gemuruh, saya kemudian langung keluar rumah dan melihat jalan di depan rumah ambrol ke Kali Baru,” terang Ade Bule (42), warga yang tinggal persis di depan lokasi longsor.

Setelah kejadian itu, ia bersama warga lain yang mendengar kejadian itu segera keluar dan menutup jalan tersebut.

Akibatnya, akses jalan menuju beberapa desa, di antaranya Sukaraja, Cadasngampar, Cipam­buan dan Pasirlaja terputus, sehingga warga harus memutar lebih jauh. “Karena rawan longsor dan takut memakan korban jiwa, akhirnya badan jalan yang ambrol ini langung dibatasi dengan tembok beton oleh staf Dinas Bina Marga dan Pengairan,” terangnya.

Sementara itu, Kasi Trantib Keca­matan Sukaraja, Jufli Fahlana mengatakan, saat air bah datang, jalan tersebut ambrol karena tanahnya gembur. “Dari informasi warga, ja­lan itu sudah terlihat ada retakan dan pergeseran karena tanahnya gem­bur dan terus terkikis aliran Kali Baru,” terangnya. (yus/cr2/cr1/sdk)

Sumber : Radar Bogor

Comments :

0 komentar to “Rumah Ambruk, Jalanan Putus”

 

Copyright © 2009 by Pos Komando Pengendali