Jumat, 27 Juni 2008

Semburan Berhenti, Bau Belerang Masih Menyengat

"Semburan abu sudah berhenti sejak empat hari lalu, tapi semburan bau belerang masih terus terjadi hingg saat ini," kata Sesepuh Dukun Tengger, Mudjono, yang dihubungi ANTARA di Probolinggo, Sabtu.

Menurut dia, semburan bau belerang biasa muncul mulai pukul 24.00 WIB. Semburan terkadang cukup kuat sehingga baunya juga menyengat, namun terkadang juga berkurang.

Meski kawah Gunung Bromo masih mengeluarkan bau belerang, kata Mudjono, pengunjung yang setiap pekan bisa mencapai ribuan orang itu tetap ingin menikmati keindahan puncak gunung tersebut.

"Tamu tetap banyak, bahkan setiap hari ada saja yang datang," katanya ketika dihubungi saat sedang bercocok tanam di tegalan miliknya. Sekalipun Gunung Bromo yang selama ini menjadi salah satu obyek wisata unggulan Jatim itu sempat mengeluarkan abu serta dibarengi bau belerang cukup menyengat. Namun, minat wisatawan untuk berkunjung di kawasan yang banyak didiami masyarakat Tengger itu tidak juga surut.

Kendati, para pengunjung yang akan puncak Gunung Bromo tetap dianjurkan menggunakan masker agar tidak terlalu mengganggu pengunjung yang akan menikmati keindahan panorama Gunung Bromo.

Sumber : Antara
Baca Selanjutnya ...

Gelombang Laut Kondusif untuk Berlayar


SURABAYA, SABTU - Berdasarkan pantauan Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG), cuaca di wilayah Jatim dan sekitarnya pada Sabtu (28/6) dan Minggu (29/6) relatif cerah meskipun sedikit berawan, sedang gelombang laut cukup kondusif untuk pelayaran.

"Cuaca hari ini dan besok cerah dan berawan sebagian, namun secara umum kondusif. Sedang gelombang laut yang sebelumnya tinggi kini juga turun dan aman untuk pelayaran" kata Ahli Meteorologi dan Geofisika BMG Maritim Tanjung Perak Surabaya, Eko Prasetyo.

Tinggi gelombang laut di selatan Jatim sebelumnya mencapai tiga meter lebih, sedangkan di kawasan Nusa Tenggara bisa mencapai empat meter lebih. Tapi, tinggi gelombang di perairan tersebut kini sudah surut, hanya berkisar 0,5 - 2 meter. Ketinggian gelombang di perairan Laut Jawa juga kondusif, antara 0,5-2 meter.

Kecepatan angin di selatan Jatim hanya berksiar 15-35 kilometer per jam, sedangkan di Laut Jawa antara 10-30 kilometer per jam. Angin bertiup dari arah timur dan tenggara.
"Tidak ada fenomena yang menonjol. Cuaca cukup kondusif untuk menikmati liburan akhir pekan," katanya menambahkan.

Sumber : Badan Meteorologi dan Geofisika
Baca Selanjutnya ...

Evakuasi Korban C-212 Lewat Darat


BOGOR, SABTU - Asisten Operasi KSAU Marsekal Muda Edy Hardjoko mengatakan sampai pukul 10.00 WIB, Sabtu (28/6), dipastikan evakuasi korban CASA 212 TNI AU yang jatuh di dasar jurang di Gunung Salak dilakukan lewat darat. Pasalnya, sampai detik ini helikopter tidak bisa melakukan pendaratan di lokasi reruntuhan pesawat untuk membuat helipad.

Kepada Kompas yang menghubunginya lewat telepon, Marsda Edy mengemukakan evakuasi korban lewat darat akan dilakukan dari reruntuhan pesawat ke Desa Pasir Gaok. Selanjutnya dari Pasir Gaok, korban akan diterbangkan ke RS Pangkalan TNI AU Dr Esnawan Antariksa di Halim Perdanakusuma.

Marsda Edy belum bisa memastikan pukul berapa korban tiba di helipad di Pasir Gaok karena perjalanan dari Pasir Gaok menuju reruntuhan CASA 212 membutuhkan waktu 4 jam berjalan kaki tanpa beban.

Hingga saat ini Paskhas TNI AU sebanyak 20 personel yang berangkat sejak Jumat (27/6) malam sudah tiba di lokasi. Sedangkan pukul 09.00 hari ini TNI AU kembali mengirimkan 30 personel Paskhas TNI AU dibantu Yon 315/Garuda (75 personel), dari Basarnas (30 personel), dan Polres Bogor (30 personel).
Baca Selanjutnya ...

Warga Temukan Serpihan Pesawat, Diduga CASA yang Hilang

BOGOR, JUMAT - Seorang warga yang tidak disebutkan namanya telah menemukan serpihan logam yang diduga sebagai bagian dari pesawat CASA 212-200 yang hilang sejak Kamis (26/6) di seputar Bogor. Guna mengecek apakah serpihan itu benar dari pesawat yang hilang, dua helikopter Bolkow diterbangkan menuju lokasi temuan dengan membawa serta si penemu serpihan.

"Saat ini dua heli Bolkow diberangkatkan menuju lokasi untuk mengecek. Di salah satu heli ada warga untuk menunjukkan jalan," ujar Marsekal Madya TNI I Gusti Made Oka, wakil kepala staf AU kepada wartawan di Bogor, Jumat (27/6).

Menurut keterangan warga tersebut, serpihan ditemukan di wilayah Kampung Pasir Gaok, Desa Gunung Malang, Kecamatan Cihampea, Bogor. Lokasinya jauh dari pemukiman dan berada di lereng gunung yang sulit dijangkau.

Bila benar lokasi itu menjadi titik jatuhnya pesawat, maka evakuasi akan segera dilakukan malam ini. Lokasi juga akan ditutup agar tidak ada barang yang diambil atau dimasukkan dari sana sehingga tidak mengacaukan penyelidikan.
Baca Selanjutnya ...

Pesawat Ditemukan Dalam Kondisi Hancur

BOGOR, JUMAT - Bangkai pesawat CASA 212-100 yang hilang sejak Kamis (26/6) ditemukan dalam kondisi hancur berantakan di sebuah lembah yang diapit tebing terjal di Kampung Pasir Gaok, Desa Cibitung, Kecamatan Tenjolaya, Bogor.

Menurut copilot heli Bolkow yang meninjau lokasi runtuhan pesawat CASA pada pukul 16.45 WIB, kondisi di lokasi tidak memungkinkan dipakai untuk pendaratan helikopter. Selain karena medannya sangat curam, lokasi jatuhnya juga ditutupi pohon-pohon. Namun dari helikopter terlihat serpihan-serpihan pesawat dan juga potongan tubuh manusia.

Menurut Letkol Krismono, tim pencari yang ditemui di Bogor, untuk mencapai titik jatuhnya pesawat, regu penolong harus menggunakan tali temali untuk meluncur ke bawah.

Ratih P Sudarsono
Sent from my BlackBerry © Wireless device from XL GPRS/EDGE/3G Network
Baca Selanjutnya ...

Evakuasi Korban Cassa Lewat Refling-Haoist

JAKARTA, SABTU - Lokasi penemuan jatuhnya pesawat Cassa 212 bernomor A-2106 milik TNI AU di sebuah tebing yang curam. Di sekitarnya belum ditemukan lokasi yang bisa untuk pendaratan helikopter. Kanan kiri diapit tebing yang curam.

"Tadi saat mengecek lokasi penemuan pesawat, kami sekaligus melihat-lihat lokasi untuk pendaratan pesawat. Ini untuk memudahkan evakuasi. Tapi tidak ada lokasi yang bisa untuk mendarat di dekat sana. Tebingnya cukup curam. Lokasinya berada ditengah-tengah cekungan. Jadi kanan kirinya ada tebing, sehingga susah mencari lokasi pendaratan," ungkap salah satu anggota Basarna H Hambali kepada Persda Network di Lanud Atang Senjaya, Bogor, Jumat (27/6).

Sementara evakuasi lewat jalan darat jauh dan susah. Tidak ada akses jalan yang bisa dilalui mobil untuk sampai di lokasi. Akses jalan yang bisa dilalui mobil hanya sampai di Kampung Tegal Lilin, Desa Pasir Gaok, Tenjolaya. Jarak dari kampung Tegal Lilin ini sampai dilokasi penemuan jatuhnya pesawat sekitar 15 Kilometer.

"Melihat lokasi, yang paling memungkinkan adalah lewat refling, yakni menurunkan tim evakuasi dari pesawat dengan menuruni tali. Nanti korban akan kita angkat dengan tali lagi ke pesawat. Istilahnya pakai haoist. Jadi satu-satu korban kita kerek ke pesawat yang stanby di udara," ungkap H Hambali.

Gambaran senada tentang lokasi jatuhnya pesawat juga disampaikan oleh Herdi dan Midri. Mereka adalah warga yang menemukan lokasi jatuhnya pesawat. Menurut Herdi dan Midri, mengevakuasi para korban hanya bisa dilakukan dengan ditandu lewat jalan darat.

"Itu kanan kirinya tebing batu. Dicekungan begitu. Dan tadi serpihan pesawat itu kita temukan di lereng tebing," ungkap Herdi sambil menggambarkan lokasi tempat penemuan pesawat itu dengan tangannya.

Wakil Kepala Staf TNI AU Marsekal Madya I Gusti Made Oka, ketika ditanya rencana teknik dalam mengevakuasi korban belum dapat memastikan. Sebab dirinya belum melihat lokasi. Namun berdasarkan informasi kondisi lokasinya, tidak menutup kemungkinan menggunakan pesawat yang standby di udara.

"Yang jelas malam ini kita kirim tim ke lokasi lewat darat untuk menjaga lokasi. Kalau tidak bisa sampai dilokasi, paling tidak ke tempat yang paling dekat dengan lokasi. Ini sangat penting untuk menjaga lokasi, sehingga tidak merusak TKP. Ini untuk kepentingan penyidikan dan menghindari hal-hal yang tidak diinginkan," jelas Made Oka.

Made Oka memastikan, evakuasi akan dilakukan mulai Sabtu pagi (28/6). Ia akan mengerahkan tim evakuasi lewat darat dan udara. "Ini kan baru ditemukan lokasi jatuhnya pesawat. Kita juga harus terjunkan tim kecil untuk melakukan pencarian korban lebih dulu. Baru kemudian nanti dilakukan evakuasinya, " katanya.

Menurut Made Oka, korban yang berhasil dievakuasi akan langsung diterbangkan ke Halim Perdana Kusuma. "Jadi malam ini juga posko Lanud Atang Senjaya sudah kita tutup. Kita langsung ke Lanud Halim," ungkapnya.
Baca Selanjutnya ...

Awak dan Penumpang Casa Dievakuasi Sabtu Pagi


BOGOR, JUMAT - Para awak dan penumpang pesawat Casa NC212-100 milik TNI Angkatan Udara (AU) yang ditemukan jatuh di hutan Tegal Lilin di lereng Gunung Salak, Desa Cibitung, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jumat sore, baru akan dievakuasi pada Sabtu (28/6) pagi.

Asisten Operasional (As Ops) TNI AU, Marskal Muda Edy Harjoko mengatakan, titik lokasi jatuhnya pesawat Cassa NC212-100 medannya sangat sulit, yakni di hutan di lereng Gunung Salak dengan tinggi 4.200 meter dari permukaan air laut (dpal). Saat ditemukan, kondisi cuaca juga sedang turun hujan deras dan pada malam hari sangat gelap.

"Dengan pertimbangan tersebut, para awak dan penumpang baru akan dievakuasi pada Sabtu (28/6) pagi, setelah cuaca terang dan cerah. Kami perkirakan seluruh awak dan penumpang meninggal dunia," kata Edy Harjoko di Landasan Udara Atang Sendjaya (Lanud ATS) Bogor, Jumat malam.

Dijelaskannya, para awak dan penumpang pesawat nahas tersebut akan dievakuasi dari titik jatuh menggunakan tandu ke lokasi yang terjangkau mobil di sekitar posko terdekat di Kampung Pasir Gaok, Desa Cibitung, Kecamatan Tenjolaya, Bogor. Kemudian, dari lokasi tersebut dievakuasi menggunakan ambulans ke Rumah Sakit Pangkalan TNI AU (RUSPAU) dr Esnawan Antariksa di Halim Perdanakusuma Jakarta.

Pesawat bernomor registrasi A-2106 yang mengalami kecelakaan tersebut membawa lima awak dan 13 penumpang. Kelima awak pesawat masing-masing, Mayor Pnb Arjianto (Kapten pilot), Kapten Pnb Agung (co pilot), serta tiga teknisi yakni, Lettu Pnb Feby Fitrian, Lettu Tek Bambang Trianto, dan Pelda Agus Riyanto.

Kemudian, dari 13 penumpangnya tiga diantaranya adalah warga negara asing, yakni Mahendra Kumar (India), Kwong Ping Anthony (Inggris), dan Tan Hong King (Singapura). Ketiganya adalah pelatih alat foto udara digital yang sedang diujicobakan.

Sedangkan, 10 penumpang lainnya masing-masing, Kolonel Pnb Albertus Sulaksono (Sekretaris Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja TNI AU), Kolonel Sus Djafara (personel Dinas Survei dan Pemotretan Dinas TNI AU/ Dissurpotrudau).

Selanjutnya, Letkol Tek Wahyu Hidayat (Kepala Seksi dan Dokumentasi Program Pemeliharaan Dephan), Letkol Sus Supriyadi (personel Dissurpotrudau), Mayor Sus Susika (personel Dissurpotrudau), Kapten Sus Doni (personel Dissurpotrudau), Lettu Sus Ronald (personel Dissurpotrudau), serta Gatot, Putra, dan Ami dari PT Aupia Perkasa, yakni mitra lokal dari perusahan alat foto udara, Integraph Jerman.

Menurut Edy, para awak dan penumpang pesawat yang diperkirakan meninggal dunia, lokasi pemakamannya diserahkan kepada keluarganya masing-masing. "Jika keluarganya menyerahkan kepada TNI AU, maka akan dimakamkan di taman makam pahlawan di daerah yang dekat dengan domisili keluarganya," katanya.

Pesawat Casa C212-100 yang bermarkas di Skadron 4 Pangkalan Udara Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, mengalami kecelakaan, pada Kamis (26/6) siang, dalam misi penerbangan dari Lanud Halim Perdanakusuma-Lanud ATS-Lanud Halim Perdanakusuma, untuk mengujicoba alat foto udara digital yang baru dibeli TNI AU.

Pesawat berangkat dari Lanud Halim Perdanakusuma, sekitar pukul 9.23 WIB menuju Bogor. Pesawat tersebut melakukan kontak terakhir dengan menara pengawas Pondok Cabe, pada pukul 10.38 WIB yang menyebutkan menuju ke Bogor. Namun, ketika dihubungi menara pengawas di Lanud ATS Bogor, pada pukul 11.10, sudah tidak ada kontak.
Baca Selanjutnya ...

TNI AU Kembali Kerahkan Dua Helikopter

JAKARTA, JUMAT - Siang ini TNI Angkatan Udara kembali mengerahkan dua helicopter untuk mencari Casa 212 beregister A-2106 milik TNI Angkatan Udara yang sejak kemarin hilang kontak. Kedua helikopter itu dikirim ke kawasan Bogor Barat dan sekitarnya untuk menjejaki posisi Cassa 212 buatan IPTN itu.

Dalam jumpa pers di Lanud Atang Sanjaya Bogor, Jumat (27/6) Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Chaerudin Ray mengatakan, pesawat tersebut sedianya akan menerbangi rute Bogor-Rumpin-Bogor kemudian kembali ke Halim Perdanakusuma, Jakarta. Pesawat tersebut mengangkut 13 penumpang dan lima orang awak pesawat.

Sebanyak 12 penumpang termasuk awak pesawat berasal dari TNI Angkatan Udara sedangkan enam orang lainnya adalah instruktur sipil yang berasal dari rekanan TNI Angkatan Udara. Menurut Marsma Chaerudin Ray mereka tengah melatih anggota TNI Angkatan Udara menggunakan Digital Mapping Camera.

Alat berteknologi Jerman itu berguna untuk membuat peta udara dan foto udara. Enam warga sipil yang ikut dalam penerbangan itu adalah Gatot Purnomo, Syahputra Sinaga, dan Ami yang berasal dari Indonesia, serta Tan Hon Kiang asal Singapura, Kwong Ping Anthony asal Inggris dan Mahendra Kumar asal India.(JOS/RTS)
Baca Selanjutnya ...

Pesawat Cassa TNI AU Jatuh di Gunung Salak


Pesawat angkut ringan milik TNI Angkatan Udara yang dinyatakan hilang dari radar pengawas di Pangkalan Udara (Lanud) Atang Sendjaya (ATS) diduga jatuh di kawasan wisata Curug Nangka, di kaki Gunung Salak, Desa Sukajadi, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor.

Tim SAR Nasional dari Jakarta yang dibantu aparat terkait dan masyarakat setempat menyisir kawasan berlereng di kaki Gunung Salak, sejak pukul 18.00 untuk menemukan titik jatuhnya pesawat nahas atau delapan jam setelah pesawat dari Skuadron 4 Lanud Abdurahman Saleh itu tinggal landas dari Lanud Halim Perdana Kusuma.

Namun, satu setengah jam setelah tinggal landas pesawat tersebut tidak bisa dihubungi oleh menara pengawas. Petugas Bumi Perkemahan Curug Nangka, Tamansari Bogor, Jabot mengatakan, warga sekitar mendengar suara ledakan cukup keras di atas kawasan hutan, sekitar pukul 11.30, tapi tidak mengetahui benda apa yang meledak.

Baru sekitar pukul 17.00, kata dia, sejumlah orang berdatangan ke kawasan wisata Curug Nangka, baik tentara, polisi, maupun masyarakat sipil. "Informasi yang saya dengar, ada pesawat jatuh, tapi lokasi persisnya sedang dicari," katanya.

Kepala Dinas Penerangan Mabes TNI AU Marsekal Pertama TNI Chaeruddin Ray mengatakan, pesawat dengan nomor registrasi A2106 itu diperkirakan jatuh di sekitar kaki Gunung Salak. Hal itu berdasar laporan yang diterima dari penduduk sekitar yang melihat pesawat sempat berputar-putar di wilayah itu. "Hingga kini (Kamis sekitar pukul 20.00 WIB) dua tim Pasukan Khas (Paskhas) dari Lanud ATS Bogor masih melakukan pencarian di sekitar kaki Gunung Salak," katanya.

Pesawat Cassa NC212M-200 yang masuk Skuadron 4 Kalijati Subang merupakan salah satu armada yang dilibatkan dalam Latihan Gabungan TNI 2008 (berakhir 19 Juni 2008) untuk melakukan pemotretan dan perekaman video udara lokasi rencana pendaratan amfibi, serangan udara dan penerjunan pasukan. Pesawat tersebut terbang dalam rangka menguji peralatan pemotretan udara.

Kepala Polisi Wilayah (Kapolwil) Bogor Kombes Pol Andhayono mengaku belum dapat menentukan lokasi jatuhnya pesawat nahas tersebut. "Memang ada kabar seperti itu. Saat ini kami sedang melakukan pencarian," ujar Andhayono. Sedangkan Kendali Bantuan Operasi (KBO) Unit Reskrim Polres Bogor Iptu Gayo Lumbuan memperkirakan pesawat jatuh di sekitar Curug Nangka, Gunung Salak, Bogor yang berbatasan dengan Sukabumi. c 63/ant
Baca Selanjutnya ...

Rabu, 18 Juni 2008

Gempa Raksasa Picu Gempa Kecil di Berbagai Belahan Dunia


JAKARTA, KAMIS - Gempa sangat besar--seperti gempa dengan kekuatan melebihi skala 9 yang memicu tsunami di Aceh tahun 2004--dapat menyebabkan gempa-gempa kecil di berbagai belahan dunia. Meski belum ada penjelasan ilmiah mengenai hal tersebut, data statistik cenderung mengarah ke sana.

Hal tersebut dilaporkan para peneliti dari Badan Survei Geologi AS atau USGS (United States Geological Survey) yang memantau gempa di seluruh dunia. Getaran yang ditimbulkan gempa raksasa sepertinya mengurangi kuncian patahan sehingga bergeser.

"Hal tersebut menimbulkan tekanan pada patahan. Memang kecil, namun cukup untuk memicu gempa," ujar Tom Parsons, dari USGS, penulis utama laporan yang dimuat jurnal Nature Geosciences edisi terbaru.

Parson dan timnya telah mempelajari rekaman data 15 gempa besar berkekuatan di atas skala 7. Ternyata, 12 dari 15 gempa diikuti gempa-gempa kecil di berbagai belahan dunia yang dilewati getaran yang menjalar. Hubungan tersebut memang belum dapat menjelaskan bahwa gempa kecil dipicu gempa besar, namun secara statistik memiliki kecenderungan seperti itu.

Untuk gempa Aceh, misalnya, tidak hanya memicu tsunami, namun juga diikuti gempa lebih kecil hingga di Alaska, California, dan Ekuador. Bahkan Australia tengah yang jarang mengalami aktivitas seismik dilaporkan terjadi gempa kecil.

"Kita tak dapat melihat mundur. Ini hal terbaik yang bisa kami lakukan," ujar Parson. Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah memahami sifat fisik patahan-patahan jika terkena getaran gempa. (NG)
Baca Selanjutnya ...

Berita Hari Ini

Product Radio

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [National Park]

Berita Bogor

BBCIndonesia.com | Utama

Teman Poskodal

 

Copyright © 2009 by Pos Komando Pengendali