Rabu, 23 Juni 2010

Calon Pengantin Hanyut Diterjang Air Bah

TEMPO Interaktif, Bogor - Nasib sial menimpa Seorang pemulung bernama Ali Subhan, seminggu jelang pernikahannya Ali hanyut disapu aliran sungai Cijere, yang berada tidak jauh dari tempat tinggalnya di Kampung Bojong Baru Rt 04/03 Desa Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor.Menurut penuturan calon ibu mertua Musleha (45), malam itu ia dikejutkan oleh kedatangan salah satu teman Ali bernama Nurahman, dalam kondisi basah kuyup. Kepada Musleha ia menjelaskan kalau dirinya bersama Ali terhempas air bah saat buang air di sungai.

Mendengar hal itu, Musleha langsung menyisir tepian sungai Cijere seorang diri. ''Saya nggak mau minta tolong tetangga mereka pada cape habis kerja," ujar Musleha, Selasa (22/6).

Pada kesempatan itu Musleha menceritakan, rencananya Ali akan menikah dengan anak perempuannya bernama Kholid, yang saat ini masih bekerja di Saudi. ''Rencananya anak saya pulang seminggu lagi, mereka mau menikah,'' katanya.

Saat ini di lokasi kejadian sudah diterjunkan tim pencarian korban dari Tim Reaksi Cepat Kab. Bogor, bersama warga mereka melakukan penyisiran di Sungai Cijere dengan menggunakan perahu karet.

DIKI SUDARAJAT
Baca Selanjutnya ...

Selasa, 22 Juni 2010

Cipakancilan Dikuras

Jurnal Bogor, 22 June 2010
Rubrik: Halaman Depan
Pencarian Sei Berakhir Hari Ini

Bogor - Sudah 13 hari tim SAR melakukan pencariaan jenazah Kim Young Sei (14), sejak pelajar asal Korea itu hanyut di Sungai Cikahuripan, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Selasa (8/6) lalu. Sebagai usaha terakhir, tim SAR rencananya akan melakukan penyisiran menyeluruh, lalu akan menguras anak Sungai Cisadane, Sungai Cipakancilan.Kooditor Tim Penyelamatan dan Pencarian, Anas Ridwan mengatakan, menguras Sungai Cipakacilan didasari analisis tim. “Kami menganalisis pasca ditemukan jenazah yang diduga Kim di kawasan Empang, 60 persen aliran sungai Cisadane masuk ke Sungai Cipakancila. Jadi kami berinisiatif untuk menguras air sungai untuk memastikan keberadaan jenazah,” kata Anas.
Pengurasan diawali dengan menutup pintu air Cipakancilan di kawasan Empang, Kota Bogor. Ditutupnya pintu air Cipakancilan tersebut akan berlangsung selama delapan jam, plus empat jam proses pencarian dan penyisiran.
Anas mengatakan, untuk menguras Sungai Cipakancilan telah meminta izin Dinas Irigasi dan Pengairan Jawa Barat, sebab sungai tersebut terhubungan dengan saluran irigasi untuk area persawahan di kawasan Dramaga, sehingga perlu ada antisipasi sebelumnya.
Menurut Anas, pencarian tersebut merupakan puncak pencarian terhadap jenazah siswi British Internsional School (BIS) itu. Melihat kondisi aliran sungai, diprediksikan kondisi jenzah sudah tidak utuh.
“Kita akan melakukan penyisiran secara menyeluruh dari lokasi jatuhnya korban hingga pintu air Serpong, dengan menurunkan kekuatan seperti awal pencarian, yakni 800 orang,” katanya.
Lantas berapa jarak tempuh pencarian? Tak kurang dari120 kilo meter akan disisir, dari lokasi awal jatuh hingga pintu air Serpong Tanggerang. Ia berharap pencarian Kim dapat membuahkan hasil.
“Kita meminta tim yang awal ikut mencari untuk turun kembali. Pencarian akan dilakukan dengan jalur darat, air dan penyelama juga akan melibatkan anjing pelacak,” tambah Anas.
Sekedar mengingatkan, Sei ditelan arus saat melakukan outbound bersama rekan-rekan sekolahnya di Pancawati Outdoor Trainning (POT) di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor.

= Julvahmi | Ant
Baca Selanjutnya ...

Senin, 21 Juni 2010

Empat Remaja Hanyut di Kali Cianten

Senin, 21/06/2010 - 04:15
BOGOR, (PRLM).- Maksud hati hendak menolong dua temannya yang terpeleset masuk ke Kali Cianten, Desa Galuga, Kec. Cibungbulang, Kab. Bogor, justru empat remaja hanyut terbawa arus kali pada Minggu (20/6) siang. Sampai pukul 22.00 WIB, keempat remaja tersebut belum ditemukan dan tim SAR sedang melakukan upaya pencarian.Informasi yang diperoleh “PRLM” dari Tim Reaksi Cepat (TRC) Kab. Bogor, keempat remaja tersebut yang hanyut adalah Syarif bin Panji (15), Yogi bin Saef (16), Ahda bin Rosadi (16), dan Indra bin Ana (17) warga Desa Galuga RT 17/RW 6, Kec. Cibungbulang, Kab. Bogor.

Ketua TRC Kab. Bogor Budi Aksomo yang dihubungi “PRLM” Minggu malam mengatakan, pihaknya bersama tim SAR lain sudah membawa sejumlah perahu karet dan mengerahkan sejumlah petugas untuk melakukan pencarian keempat korban tersebut. “Sampai sekarang baru akan dilakukan proses pencarian keempat korban tersebut,” ujarnya.

Informasi yang diperoleh, keempat orang itu semula hendak membantu dua temannya yang terpeleset masuk ke Kali Cianten. Satu orang pertama yang dibantu oleh dua rekannya berhasil diselamatkan dan dibawa naik ke atas. Kemudian, dilakukan pertolongan terhadap satu rekannya lagi. Namun, setelah menyelamatkan temannya, empat remaja yang masuk ke kali tersebut justru hanyut dibawa arus kali. “Keempat remaja tersebut hanyut setelah berhasil membantu kedua temannya,” kata Budi Aksomo.

Kali Cianten diperkirakan kedalaman airnya mencapai 4 meter dengan lebar sungai sekitar 20 meter. Aliran kali ini berhubungan nantinya dengan Kali Cisadane dengan muaranya di daerah Rumpin dan Tangerang.

Pada saat kejadian, cuaca di daerah Galuga, Kec. Cibungbulang tidak dalam keadaan hujan. Namun, kata Budi, pada lokasi kejadian merupakan tempat pusaran air. “Kemungkinan keempat remaja tersebut terjebak di pusaran air yang cukup deras,” jelasnya.

Tim SAR gabungan mendapatkan informasi kejadian tersebut pada pukul 16.30 WIB. Sementara, kejadian sendiri berlangsung pada puku 13.00 WIB. Sampai pukul 22.00 WIB, berbagai peralatan untuk mencari keempat korban sudah ada di lokasi kejadian bersama petugas.

Kapolsek Cibungbulang, Bogor AKP Amas saat dihubungi wartawan menambahkan, keempat ABG tengah bermain masak-masakan bersama temannya di tepi sungai tersebut. Dua anak kemudian mandi-mandi di sungai. Setelah beberapa lama, salah satu korban berteriak meminta tolong. Keempat korban kemudian terjun ke sungai itu untuk menyelamatkan temannya. “Kedua temannya yang hanyut dapat terselamatkan. Namun, keempat korban yang menyelamatkan mereka justru hanyut dan tenggelam,” katanya. (A-134/das)***
Baca Selanjutnya ...

Senin, 14 Juni 2010

Dubes Korsel Berterimakasih Pada Relawan


Laporan wartawan KOMPAS Ratih P Sudarsono.

BOGOR, KOMPAS.com - Duta Besar Korea Selatan untuk Indonesia Kim Ho-Young menyatakan terima kasih kepada semua pihak di Bogor dan Jakarta yang membantu mencari Kim Young Sei (14), yang hingga Sabtu (12/6/2010) belum ditemukan. Sekitar 700 relawan kemarin kemballi menyelusuri dan menyelam di Sungai Cisadane untuk mencari korban."Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah daerah di Bogor dan juga polisi, tentara, relawan, khususnya masyarakat umum, yang membantu mencari seorang warga kami Kim Young Sei," kata Kim Ho-Young di pos komando pengendalian opeasi pencarian Kim Young Sei di Kantor Bank NISP Cabang Bogor di Jalan Pajajaran, Bogor Utara, Kota Bogor, Sabtu pagi.

Duta Besar Korea Selatan menyatakan puas atas kerja tim operasi pencarian korban, yang dinilainnya cukup bagus. Peralatan dan perlengkapan yang dimiliki tim operasi sama dengan yang digunakan di Korea Selatan jika menghadapi operasi semacam. "Saya senang melihat keseriusan operasi pencarain ini," katanya.

Ia menambahkan, saat ini ada sekitar 35.000 orang warga negara Korea Selatan di Indonesia. "Dari jumlah tersebut, 2.000 sampai 3.000 adalah pelajar yang bersekolah di sini. Hilangnya Kim Young Sei merupakan berita sedih bagi warga Korea, namun demikian ini tentunya tidak menyurutkan warga kami untuk datang berwisata ke Indonesia," katanya.

Kemarin, sekitar 700 orang diterjunkan mencari Kim Young Sei yang hilang terbawa air bandang di Sungai Cikahuripan di Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor pada Selasa sore lalu.

Para pencari tersebut antara lain personel dari Polres Bogor, Polres Kota Bogor, Korem 061/Surakancana, Brigif 13 Linud Kostrad, Yon Intai Amfibi 2 Marinir, Yoninfantri 315/Garuda, Yon 23 Kopassus Bogor, Basarnas, Tagana Kota Bogor, TPB Kabupaten Bogor, dan Polmas Bogor.

"Tentara yang dikerahkan ke sini semuanya di bawah komando Basarnas. Kami dari Korem hanya mengkoordinir pasokan logistik buat mereka," kata Kepala Seksi Operasi Korem 061/Suryakancana Letkol Infatri Rio Irdianto di lokasi pencarian di Desa Semplak Barat, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor.

Kapten Marinir Mahfud Dwi yang berada di Sungai Cisadane di Desa Semplak mengatakan, dari lima kilometer sungai yang diarungi mulai dari bahwa jembatan RPH Kota Bogor dari pagi sampai siang, tidak ditemukan tanda-tanda keberadaan korban.

"Kondisi sungai memang banyak palungnya. Tim saya sendiri paling tidak sudah menyelam di 10 palung. Kedalaman palung atau cekungan antara empat meter sampai 10 meter. Ada palung yang panjangnya sampai 20 meter. Selain menyelami palung, kami juga meneliti dasar sungai yang berpasir atau berlumpur," katanya.

Danyon Intai Amfibi 2 Marinir Mayor Marinir Edy Cahanto, yang juga melakukan penyelaman, mengatakan, angotanya yang turun langsung melakukan pencarian di sungai ada 11 orang yang dibagi dalam dua tim.

"Kami membawa enam tabung yang masing-masing berisi oksigen 120 PSI untuk menyelam sekitar dua jam. Kami juga membawa kompresor untuk pengisian ulang oksigen yang ditangani tim darat kami," katanya.

Ayah dan ibu Kim Young Sei kemarin juga ada di Bogor. Keduanya bersama Basuki Kusuma melihat kondisi Sungai Kahuripan dan Cisadane dari udara dengan menggunakan helikopter Susi Air. Basuki adalah orang tua Sagara (14), teman sekelas Young Sei. Basuki-lah yang memfasilitasi terbentuknya Puskoldal pencarian Young Sei di Kantor Bank NISP. Keluarga Basuki pemegang saham juga di bank tersebut.

Orang tua korban juga mendapat penjelasan kegiatan pencarian korban hari itu di Poskodal di kantor NISP. "Apakah semua lokasi sungai sudah didatangi, karena dari atas saya lihat dari udara, sungai itu banyak cabang-cabang kecilnya," kata Ny Kim.

Basuki menenangkan Ny Kim dengan mengatakan, tim SAR melakukan pencarian di sepanjang aliran Sungai Cisadane termasuk ke aliran irigasi yang bersumber dari Cisadane.
Baca Selanjutnya ...

Jumat, 11 Juni 2010

Pelajar Asal Korea Hanyut di Kali Cimande


BOGOR, (PRLM).- Tim SAR dari kepolisian, Basarnas dan lainnya masih belum menemukan Sei Young Kim (13) warga asing asal Korea, pelajar SMP British International School, Bintaro, Jakarta Selatan yang hanyut di Kali Cimande.Sampai Rabu (9/6) pukul 19.00 Wib belum diputuskan apakah proses pencarian akan diteruskan atau dihentikan. Ia hanyut ketika sedang melakukan kegiatan aoutbond di Vila Lembur Pancawati, Kec. Caringin, Kab. Bogor.

Kapolres Bogor AKBP Tomex Kurniawan kepada “PRLM” Rabu malam di Bogor mengatakan, tim SAR masih terus melakukan pencarian dengan menelusuri kali Cimande untuk mencari korban. “Nanti akan dievaluasi dan melihat cuaca, jika memungkinkan pencarian akan diteruskan, tapi kalau tidak, maka pencarian dilanjutkan besok pagi,” ujarnya.

Kasus hanyutnya pelajar asal Korea tersebut bukan dia sendirian. Sei Young Kim hanyut bersama instrukturnya yakni Ade Arfan Parlindungan Siregar (30) yang ditemukan tewas dan kini mayatnya dibawa ke ruangan forensik Rumah Sakit PMI Kota Bogor.

Hari Senin (7/6) rombongan dari British International School sebanyak 32 orang yang terdiri 24 siswa, 3 orang instruktur, 3 gru dan 2 orang tim medis datang ke Vila Lembur Pancawati, Kec. Caringin, Kab. Bogor untuk melakukan kegiatan outbond.

Pada Selasa (8/6) kegiatan outbond sedang dilakukan. Sejak pagi sampai siang, mereka melakukan pendakian bukit Pancawati. Dan menjelang sore rombongan turun dengan kondisi cuaca dalam keadaan gelap karena hujan turun dengan cukup deras.

Saat turun dari bukit dan melintas kali kecil yang berada tepat di bawah bukit dengan track yang cukup berat itu, tiba-tiba dari atas bukit meluap banjir banding. Kedua korban, Sei Young Kim dan Ade Arfan diduga terlambat menyelamatkan diri, dan langsung disapu air bandang yang datang.

Keterangan yang diperoleh, pada saat itu rombongan berpencar. Ada yang melintas lewat jembatan ada juga yang turun lewat kali tersebut. Saat melintasi sungai, air tiba-tiba datang dengan kencang dan membesar. Dua korban yang sedang melintasi sungai itu, langsung terseret arus dan tidak diketemukan. maka tidak bisa dilakukan otopsi. Kecuali ada hal yang mencurigakan,” jelas Kapolres. (A-134/A-26).***
Baca Selanjutnya ...

Petugas Terus Lakukan Penyisiran di Sungai Cisadane


TEMPO Interaktif, Bogor - Sekitar 200 personil Tim SAR Gabungan hari ini melanjutkan pencarian korban yang hanyut di Sungai Cisadane, seorang warga negara Korea Selatan bernama Sei Young Kim, 13 tahun. Menurut koordinator penyelamatan, Danil Jaya, tim pencarian dibentuk dalan 10 Search Rescue Unit (SRU) yang jumlahnya bervariasi. "Mereka dilengkapi dengan perahu karet," kata Danil saat ditemui seusai memberi pengarahan di tempat parkir Hotel Brajamustika.

Kesepuluh tim SRU akan disebar dari mulai lokasi dimana korban hanyut hingga aliran Sungai Cisadane hingga Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor.

Selain itu, sebanyak 150 polisi dari Polres Bogor serta Polresta Bogor ikut melakukan penyisiran. "Kita mulai penyisiran di tempat korban pertama ditemukan," ujar Ajun Komisaris Besar Polisi Nugroho Slamet Wibowo.

Dari jumlah itu akan diterjunkan 10 orang penyelam yang akan dibagi dua melakukan penyisiran, pertama ke arah hulu dan ke arah hilir di Sungai Cisadane yang ada di Kampung Pangkalan Batu, Kelurahan Semplak, Bogor Barat.

Sementara itu berdasarkan pernyataan saksi, 24 orang peserta outbound dari British International School pada Selasa malam lalu tengah menyusuri Sungai Cisadane. Salah satu peserta terpeleset, melihat kondisi itu salah satu instruktur Asep Farhan, 30 tahun, mencoba menolong korban, namun tiba-tiba saja bah menghantam mereka. Beberapa saat sebelum itu hujan memang turun.
Baca Selanjutnya ...

Petugas Temukan Korban Hanyut Cisadane


BOGOR (Pos Kota) – Seorang pelajar SMP British Internasional School yang beralamat di Bintaro Jakarta bersama instrukturnya tersapu banjir bandang saat tengah melakukan kegiatan outbond di Kampung Leuweng Larangan, Desa Pancawati, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor, Selasa (8/6) siang.Kejadian yang menelan nyawa dua korban masing-masing, Ade Arfan Parlindungan Siregar 30, selaku instruktur dan Sei Young Kim 13, pelajar, di hari ke tiga dari empat hari kegiatan outbond ini, membuat Kapolres Bogor, AKBP Tomex Kurniawan berang.

Pasalnya, kegiatan yang mengikut sertakan puluhan pelajar ini, tidak ada pemberitahuan dari pengelola Pancawati Outbond kepada petugas Polsek Caringin. Kegiatan alam yang berlangsung ditengah cuaca kurang baik akibat tingginya curah hujan, lanjut Kapolres Tomex, seharusnya oleh pengelola, tidak dilakukan, karena akan berdampak fatal.
“Ini sudah terjadi. Saya juga tidak tahu, alasan apa pihak pengelola outbond pancawati tidak melapor ke petugas. Akan saya tanyakan apa alasannya,” kata Tomex saat berada diruang Forensik PMI Bogor Rabu (9/6) pagi.

Upaya pencarian dua korban, petugas gabungan dari Basarnas, Brimob dan Wanadri berhasil menemukan Ade Arfan di sungai Cisadane Pangkalan Baru RT 04/02 Kelurahan Semplak Kecamatan Bogor Barat Kota Bogor, atau berjarak sekitar 25 Km dari TKP sekitar pukul 08.30 WIB.

Sementara hingga Rabu sore, jasad pelajar Internasional School, Sei Young belum ditemukan. 200 petugas yang terbagi dalam empat tim, menurut Tomex, sudah disebarkan mulai dari jembatan Cimande hingga Ciampea Bogor Barat sedang diterjunkan kelokasi, guna mencari jenasah Sei Young.

Insiden antara wartawan dan pengelola outbond pancawati terjadi diruang forensik saat jenasah Ade Arfan tiba. Pengelola berusaha menghalang-halangi dan menarik wartawan yang hendak mengambil gambar. Kejadian ini, membuat suasana seputar ruangan memanas.

Jasad Ade Arfan dalam kondisi menggenaskan. Banyaknya luka diwajah dan badan korban, diduga benturan batu kali saat terseret arus bandang.

Menurut informasi, korban bersama puluhan rekannya dari British Internasional School memulai start outbond dari Villa Lembur Pancawati mengarah ke Curug Cikahuripan Pancawati.

Rombongan 24 siswa, 3 instruktur, 3 guru dan 2 tim medical pendukung teknis, sejak pagi menaiki bukit Pancawati. Namun menjelang sore sekitar pukul 14.30 WIB, rombongan turun karena cuaca gelap akibat hujan deras.

Saat turun dari gunung dan melintas kali kecil yang berada tepat di bawah bukit dengan track hiking yang cukup berat itu, tiba-tiba dari atas bukit meluap banjir banding. Kedua korban yang terlambat menyelamatkan diri, langsung disapu air bandang.

“Kebetulan saat itu rombongan berpencar. Ada yang melintas lewat jembatan ada juga yang turun lewat kali tersebut. Saat melintasi sungai, air tiba-tiba datang dengan kencang dan membesar. Dua korban yang sedang melintasi sungai itu, langsung terseret arus.
Kejadian ini, langsung kami lapor ke Polsek Caringin,” kata seorang guru yang enggan menyebutkan namanya.

Ditempat terpisah, Kasat Reskrim Polres Bogor, AKP Djasmin Ginting mengatakan, sudah enam orang yang dimintai keterangan sebagai saksi. Mereka berasal dari pengelola outbond pancawati dan pihak sekolah.

Venty, adik Ade Arfan terlihat histeris saat melihat jenasah kakaknya terbujur kaku diruang mayat. Venty datang bersama mertua kakaknya, Hasbullah 55. Jenasah Ade Arfan usai menjalani otopsi, langsung dibawah pulang pihak keluarga ke rumahnya di Kebagusan Kecil RT 06/03 Jakarta Selatan untuk selanjutnya di makamkan.
Baca Selanjutnya ...

Korban Hanyut di Sungai Cisadane Ditemukan

BOGOR - Dua korban hanyut di Sungai Cisadane, Selasa (13/4) sore, ditemukan tim SAR Brimob. Kedua korban diidentifikasi bernama Erna (36) dan Rizky Maulida (16). Keduanya adalah tante dan keponakan yang hanyut terbawa arus Sungai Cisadane sejak Senin (12/4).Ipda Januar, ketua tim SAR Brimob, mengatakan, keduanya bukan ibu dan anak seperti yang diperkirakan sebelumnya. "Keduanya warga Perumahan Bantar Kemang, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur," kata Ipda Januar.

Erna ditemukan pada Selasa (13/4) pukul 22.00. Sedangkan, Rizky ditemukan pada Rabu (13/4) siang. "Erna ditemukan di Rumpin, Kabupaten Bogor. Rizky ditemukan di Kampung Jeglogan, Desa Karekel, Ciseeng, Kabupaten Bogor, yang masih termasuk Daerah Aliran Sungai (DAS) Cisadane," lanjut Januar.

Kedua jenazah dibawa ke RS PMI Bogor untuk diautopsi. Suasana haru menyelimuti keluarga korban. Yanti, ibunda Rizky, diliputi suasana duka. Kedua korban akan dimakamkan di TPU Bantar Kemang, Kelurahan Baranangsiang, Kecamatan Bogor Timur, Kota Bogor. c3
Baca Selanjutnya ...

Jasad Dua Korban Tanjakan Sarijan Gunung Batu Ditemukan

Jasad dua korban tanjakan Sarijan Gunung Batu Kota Bogor yang terseret sungai Cisadane akhirnya ditemukan didua lokasi berbeda di wilayah Kabupaten Bogor. Jasad dua korban tersebut diketahui bernama Erna Krinawati (36) Rizki Nuryanti Maulida (16) seorang pelajar SMK Negeri I Bogor.
Jasad Erna ditemukan di Kawasan Rumpin Kabupaten Bogor sekitar pukul 18.00 Selasa (13/4) petang oleh seorang petani. Sedangkan Jasad Rizki ditemukan, sekitar pukul 12.00 wib Rabu (14/4) siang di Kampung Karekel Ciseeng Kabupaten Bogor.

Semula waga sekitar mengira dua korban sungai Cisadane adalah Ibu dan seorang balita, tapi ternyata orang dewasa, Kedua korban adalah warga Jalan Rambutan Perumnas Bantarkemang RT 06 RW 06 Kelurahan Baranangsiang kecamatan Bogor Timur Kota Bogor.

Sebulumnya Posko SAR Gunung Batu menerima laporan dari salah satu Warga Perumnas Bantarkemang bernama Yanti yang mengaku kehilangan keluarga dan anaknya. Yanti melapor ke Posko anaknya yang bernama Rizki Nuryanti Maulida dan adiknya Erna Krinawati berangkat dari rumahnya Senin (12/4) sore untuk menemui saudaranya di Gang Dadali Gunung Batu.

Yati menuturkan, adiknya Erma Krinawati saat berangkat dari rumahnya mengenakan baju batik bunga-bunga. Sedangkan anaknya Rizki Nuryanti Maulida (16) masih mengenakan pakaian seragam sekolah.

Jenazah korban, ditemukan di Sungai Cisadane kawasan Rumpin, Kabupaten Bogor oleh warga setempat. "Jenazah dikirim ke RS PMI sekitar pukul 01:00 WIB, untuk dilakukan outopsi ," jelas Kanit Reskrim Polsek Bogor Barat, IPDA, Budi Santoso.

Pemakaman Erna dilakukan Rabu pagi, isak tangis keluarga mengiringi pemakaman Erna di TPU Bantarkemang. Sedangkan jasad Rizki yang ditemukan setelah dikirim ke rumah Sakit PMI untuk dioutopsi, selanjutnya dibawa ke rumah duka di Jalan Rambutan Bantarkemang Bogor Timur.

Peristiwa naas yang menimpa dua warga Bantarkemang Bogor Timur terjadi sekitar pukul 18.30 wib, Senin (12/4) petang. Rizki terjerambab ke selokan akibat trotoar tanjakan Sarijan menganga tanpa penutup.

Melihat keponakan jatuh ke selokan Erna berusaha menyelamatkan Rizki didalam selokan yang airnya cukup deras. Upaya Erna tak berhasil ia pun masuk ke dalam selokan dan terbawa arus air selokan yang mengalir ke Sungai Cisadane.(yan)
Baca Selanjutnya ...

Berita Hari Ini

Product Radio

Taman Nasional Gunung Gede Pangrango [National Park]

Berita Bogor

BBCIndonesia.com | Utama

Teman Poskodal

 

Copyright © 2009 by Pos Komando Pengendali